
Sesuai visi Universitas Mandala Waluya (UMW) untuk ikut bersaing di kancah global, hal ini ditunjukkan dengan sejumlah kegiatan di kampus tersebut. Setelah beberapa waktu lalu mahasiswa UMW mengikuti sejumlah kompetisi di luar negeri, kini dua mahasiswa jurusan DIV Teknologi Laboratorium Medis(TLM), beserta pembimbingnya tengah berada di Malaysia mengikuti ASEAN Inbound Mobility Student 2023.
Kegiatan ini, rutin setiap tahun dilakukan sejumlah universitas di negara ASEAN sebagai ajang silturahmi, pengenalan budaya masing-masing negara, serta pengembangan talenta masing-masing peserta kegiatan. Program yang pesertanya dari negara ASEAN ini berlangsung 1-16 Oktober 2023.
Ketua Pogram Studi DIV TLM UMW, Titi Purnama S.Si, M.Kes., menjelaskan, UMW mendukung program pemerintah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal ini tentunya, memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar di luar institusi. Tahun ini, program belajar tersebut dilakukan di Malaysia bersama mahasiswa lainnya dari berbagai negara.
“Sehingga mahasiswa bukan hanya belajar teori atau ilmu di lingkungannya. Melalui program ini, mereka mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan mahasiswa dari negara negara ASEAN, yngg berpartisipasi. Materi seputar pembangunan karakter dan peningkatan pengetahuan budaya yang diharapkan mampu menciptakan mahasiswa Prodi DIV TLM kampus Mandala Waluya yang mampu bersaing di kancah global,” terangnya.
Menurutnya, saat ini Prodi TLM sedang berkembang, artinya kini banyak lembaga yang membutuhkan output dari tenaga yang bisa bekerja di laboratorium. Mengingat sekarang ini banyak berdiri klinik kesehatan swasta yang memiliki laboratorium.
“Saat ini juga, masyarakat di luar sana sudah mulai mengetahui pentingnya pemeriksaan laboratorium untuk kesehatan. Hal ini membuat TLM, terus berupaya melakukan pembelajaran baru agar bermanfaat dan bisa memberikan pelayanan terhadap masyarakat,” jelasnya.
Dosen Pembimbing Prodi TLM UMW, Satriani Syarif menambahkan, dua mahasiswa yang saat ini mengikuti program Inbound ASEAN Mobility 2023 tersebut adalah Wa Ode Siti Ferni dan Ainun Ilmi. Mereka adalah mahasiswa semester 7 di TLM, dan sudah dilakukan pembekalan sebelum diberangkatkan. Terutama kemampuannya dalam berbahasa Inggris harus bagus. Pada program tersebut, komunikasinya menggunakan Bahasa Inggris. Lalu mahasiswa yang bersangkutan juga cakap dalam akademik, artinya bila dalam kegiatan akan dipertanyakan tentang disiplin ilmunya mereka mampu.
“Kami juga sudah bekali dengan aturan-aturan yang ada di sana tentunya, dan mereka harus bisa membawa dan memperkenalkan budaya Indonesia. Karena di momen ini, tentunya yang akan dilihat adalah asal usul negaranya selain kampusnya,” ujar Satriani sehari sebelum berangkat ke Malaysia membersamai dua mahasiswa bimbingannya